tujuh Kesalahan Yang Sering Dilakukan Guru Dalam Pembelajaran!!!
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera Untuk Kita semua
Dalam
praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan
kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan
tersebut sering kali tidak sadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaraya
yang menganggap hal biasa. Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan
guru, khususnya dalam pembelajaran akan berdampak negative terhadap
perkembangan peserta didik. Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan
terlepas dari kesalahan baik dalam melaksanakan tugas pokok mengajar. Namun
bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak diacarikan cara
pemecahannya.
Guru
harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah,
dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari
kesalahan-kesalahan.
Dari berbagai
buku yang saya abaca terntaya ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan oleh
seorang guru pada saat pembelajaran antaralain:
1. Mengambil Jalan Pintas Dalam
Pembelajaran
Tugas guru paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata
lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai kasus
menunjukan bahwa diatara para guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat
mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukan alasan yang mendasari
asumsi itu.
Asumsi keliru tersebut seringkali menyesatkan dan menurunkan
kreatifitas, sehinga banyak guru yang suka mengambil jalan pintas dalam
pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
2. Menunggu Peserta Didik
Berperilaku Negative
Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan dengan sejumlah
peserta didik yang semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang
secara optimal melalui perhatian guru yang positif , sebaliknya perhatian yang
negative akan menghambat perkembangan peserta didik. Mereka senang jika mendapat
pujian dari guru dan merasa kecewa jika kurang diperhatikan .
Namun sayang kebanyakan guru terperangkap dengan pemahaman yang
keliru tentang mengajar, mereka menganggap mengajar adalah menyampaikan maateri
kepada peserta didik, mereka juga menganggap mengajar adalah memberika
pengetahuan kepada peserta didik. Tidak sedikit guru yang sering mengabaikan
perkembangan kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada
mereka yang berbuat baik, dan tidak membuat masalah.
3. Menggunakan Destructive
Disclipline
Akhir-akhir ini banyak perilaku negatif yang dilakukan oleh para
peserta didik, bahkan melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada
tindak melawan hokum, melanggar tata tertib, melanggar norma agama, criminal,
dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Demikian halnya
dengan pembelajaran, guru akan mengahadapi situasi-situasi yang menuntut guru
harus melakukan tindakan disiplin.
Seperti alat pendidikan lain, jika guru tidak memiliki rencana
tindakan yang benar, maka dapat melakukan kesalahan yang tidak perlu.
Seringkali guru memberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar
belakang kesalahan yang diperbuat, tidak jarang guru memberikan hukuman
diluar batas kewajaran pendidikan, dan banyak guru yang memberikan hukuman
kepada peserta didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan.
4. Mengabaikan
Perbedaan Peserta Didik
Kesalahan
berikutnya yang sering dilakukan guru
dalam pembelajaran adalah mengabaikan perbedaan individu peserta didik. Kita
semua mengetahui setiap peserta didik memiliki perbedaan yang sangat mendasar
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki emosi yang
sangat bervariasi, dan sering memperlihatkan sejumlah perilaku yang tampak
aneh. Pada umumnya perilaku-perilaku tersebut cukup normal dan dapat ditangani
dengan menciptakan pembelajaran yang kondusif. Akan tetapi karena guru
disekolah dihadapkan pada sejumlah peserta didik, guru seringkali sulit untuk
membedakan mana perilaku yang wajar atu normal dan mana perilaku yang
indisiplin dan perlu penanganan khusus.
5. Merasa Paling Pandai
Kesalahan lain yang
sering dilakukan guru dalam pembelajaran adalah merasa paling pandai dikelas.
Kesalahan ini berangkat dari kondisi bahwa pada umumnya para peserta didik
disekolahnya relative lebih muda dari gurunya, sehingga guru merasa bahwa
peserta didik tersebut lebih bodoh disbanding dirinya, peserta didik dipandang
sebagai gelas yang perlu di isi air ke dalamnya. Perasaan ini sangat
menyesatkan , karena dalam kondisi seperti sekarang ini peserta didik dapat
belajar melalui internet dan berbagai media massa, yang mungkin guru belum
menikmatinya.
6 6. Diskriminatif
Pembelajaran ynag baik
dan efektif adalah yang mampu memberi kemudahan belajar secara adil dan merata
(tidak diskriminatif), sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Keadilan dalam pembelajaran meupakan kewajiban guru dan hak
peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak guru yang tidak
adil, sehingga merugikan perkembangna peserta didik, dan ini merupakan
kesalahan guru yang sering dilakukan , terutama dalam penilaian. Penilaian
merupakan upayakan untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai
dengan usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
7. Memaksa hak peserta didik
Memaksa hak peserta didik merupakan kesalahan yang sering
dilakukan guru, sebagai akubat dari kebiasaan guru berbisnis dalam
pembelajaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.
Guru boleh saja memiliki pekerjaan sampingan, memperoleh penghasilan
tambahan, itu sudah menjadi haknya, tetapi tindakkan memaksa bahkan mewajibkan
peserta didik untuk membeli buku tertentu sangat fatal serta kurang bisa digugu
dan ditiru. Sebatas menawarkan boleh saja, tetapi kalau memaksa kasihan bagi orangtua
yang tidak mampu.
sumber : kesalahan
0 comments: